Fun center
Welcome To Fun Center
THIS BLOG JUST GIVE A FUN AND EDUCATION
Jumat, 19 November 2010
SINKRONISASI dan SIMPLIFIKASI DALAM MANAJEMEN
SINKRONISASI dan SIMPLIFIKASI DALAM MANAJEMEN
Sinkronisasi adalah proses pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan. Tujuan utama sinkronisasi adalah menghindari terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan oleh beberapa proses yang berbeda (mutual exclusion) serta untuk mengatur urutan jalannya proses-proses sehingga dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari deadlock atau starvation.
Maksud dan Tujuan Sinkronisasi
Maksud dari kegiatan sinkronisasi adalah agar substansi yang diatur dalam sebuah manajemen tidak tumpang tindih, saling melengkapi (suplementer), saling terkait, Adapun tujuan dari kegiatan sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan pengaturan suatu bidang tertentu yang dapat memberikan kepastian hukum yang memadai bagi penyelenggaraan bidang manajemen tersebut secara efisien dan efektif.
Ruang Lingkup Sinkronisasi
Sinkronisasi manajemen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Sinkronisasi Vertikal
Dilakukan dengan melihat apakah suatu peraturan dalam manajemen yang berlaku dalam suatu bidang tertentu tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain.
2. Sinkronisasi Horisontal.
Dilakukan dengan melihat pada berbagai peraturan dalam manajemen yang sederajat dan mengatur bidang yang sama atau terkait. Sinkronisasi horisontal juga harus dilakukan secara kronologis, yaitu sesuai dengan urutan waktu ditetapkannya peraturan-peraturan tersebut.
Sinkronisasi Manajemen Pendidikan dan Manajemen Perusahaan
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan secara sistematis oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Secara artikulasi bahasa manajemen juga dapat dikatakan sebagai indikator untuk mencapai keberhasilan.
Dalam konteks pendidikan secara umum banyak sekali jenis manajemen yang ada, mulai dari manajemen pendidikan sampai manajemen pribadi yang tingkatannya lebih khusus lagi. Dalam ilmu manajemen terdapat beberapa langkah kerja yang sudah pasti dilakukan selain adanya organisasi yang mengatur sebagai substansi efektif.
Manajemen pendidikan dikatakan sebagai pengatur berjalannya fungsi pendidikan. Tak heran mulai dari penataan manajerial sekolah, perpustakaan, layanan khusus, perubahan, peserta didik sampai manajemen dengan basis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam beberapa substansi tersebut dikhususkan lagi menjadi satu kesatuan yang pada nantinya bertujuan untuk mencapai hasil maksimal. Dasar struktural kerja pada sistem manajerial juga tidak jauh dari POCA (planning, organizing, controlling dan actuating). Penerapan POCA inipun sangat mendasar sekali demi tercapainya tujuan.
Kesatuan substansi dan langkah kerja yang struktural sangat mendukung berjalannya kegiatan manajerial yang dilakukan. Interaksi antar lingkup substansi dilakukan dengan kebutuhan berbeda tetapi tujuan yang sama. Dalam manajemen perusahaan substansi dan lingkup kerja yang ada sedikit berbeda dengan manajerial pendidikan.
Perusahaan lebih mangutamakan waktu, tingkatan kerja dan hasil. Pada perusahaan besar, semisal skala nasional, manajerial yang diterapkan lebih dari satu jenis fungsi manajemen. Dari beberapa jenis ini nantinya akan disatukan dalam manajemen khusus, tidak heran jika beberapa perusahaan memiliki sistem manajerial yang berbeda.
Pada sekolah-sekolah yayasan terkadang diberlakukan sistem penyatuan antara manajerial perusahaan dan manajerial pendidikan. Terdapat beberapa substansi tambahan yang sebelumnya tidak ada pada dunia pendidikan tetapi diterapkan dalam menuai hasil maksimal.
Yayasan yang dinaungi perusahaan biasanya menginginkan beberapa perubahan yang diterapkan pada dunia pendidikan. Secara hasil memang berkualitas, karena kinerja dan manajerial perusahaan memang dikhususkan untuk kepentingan yang lebih luas.
Jika dilihat dari mind mapping kerja secara kasar, sangat jelas terdapat beberapa perbedaan antara perusahaan dan pendidikan. Beberapa diantaranya yakni perubahan waktu dan tenaga. berbicara konteks substansi manajemen waktu dan tenaga yang terdapat dalam manajemen perusahaan, jika disatukan dalam manajemen pendidikan akan tampak sedikit berbeda dari manajemen pendidikan secara umum. Kinerja pendidik dalam kasus ini akan lebih maksimal dengan waktu yang berlebih dan unsur tenaga lebih maksimal lagi.
Beberapa hal kecil yakni perusahaan kebanyakan menerapkan cek lock kerja yang terbilang sesuai kebutuhan masing-masing, sedangkan dunia pendidikan menerapkan cek lock kerja sesuai dengan waktu standar. Efisiensi waktu jika diterapkan pada manajerial pendidikan akan memberikan kadar waktu yang banyak tersisa, sehingga tampak lebih boros waktu dan tenaga.
Pengaturan substansi pendidikan dan perusahaan memang terbilang sedikit berbeda, untuk memberikan tingkatan sinkronisasi yang bermutu, perlu sekali menerapkan perubahan-perubahan yang difungsikan untuk mempertajam kinerja, waktu, dan tenaga sehingga dengan perpaduan sistem manajerial yang berbeda akan dihasilkan satu tujuan yang diinginkan.
Hal ini sangat sesuai sekali seperti terdapat pada makna manajemen yang berarti mendapatkan hasil yang diingikan dan lebih efektif dalam penerapannya.
SIMPLIFIKASI
LATAR BELAKANG
Kondisi bisnis yang menurun ini memaksa berbagai perusahaan untuk melakukan koreksi ulang terhadap bisnisnya. Koreksi yang umumnya terjadi adalah fokus kepada biaya operasional. Pendekatan yang umum adalah melakukan simplifikasi terhadap banyak hal dalam perusahaan. Diantara sekian banyak simplifikasi yang membawa dampak luar biasa adalah simplifikasi dalam hal Jumlah karyawan, Business Process, dan Pekerjaan atau aktivitas.
Simplifikasi jumlah karyawan umumnya fokus kepada optimalisasi jumlah orang yang ada. Berapa jumlah karyawan yang optimal terhadap bisnis perusahaan? Berapa jumlah orang dalam perusahaan seharusnya ada?.
Simplifikasi pekerjaan umumnya fokus kepada "sudah sesuaikah? sudah optimalkah aktivitas atau pekerjaan dalam perusahaan dalam rangka mendukung capaian target organisasi. Bila target berubah atau terjadi koreksi target, apakah pekerjaan dalam organisasi berlebih atau berkurang? kalau berubah, seberapa besar perubahan tersebut. Bila kondisi krisis seperti sekarang, seberapa besar penurunan beban pekerjaan yang ada?
Dan yang terpenting adalah menempatkan simplifikasi tersebut dalam kerangka program continuous improvement.
1 komentar:
Unknown
4 Februari 2017 pukul 23.08
Boleh tau sumber referensi nya dari mana? Terima kasib
Balas
Hapus
Balasan
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Boleh tau sumber referensi nya dari mana? Terima kasib
BalasHapus